Journey Hijrah

Bismillahirrahmanirrahim...

Teman-teman, kali ini ara bakal bahas perjalanan tentang 'Hijrah'. Yang dimana, ara sendiri pun pernah merasakan naik turunnya iman. di jauhin teman, dan ara pun pernah berkali kali gagal.

Oke, sebelum panjang ara pengen kasih tau dulu pengertian hijrah.
HIJRAH menurut bahasa adalah berpindah tempat , berpindah dari kota satu ke kota yang lainnya, dari negara satu ke negara lainnya. Kalau dalam masa nabi, Nabi Muhammad hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Sedangkan menurut istilah, hijrah adalah perbaikan diri kita sendiri yang pada awalnya buruk berpindah menjadi yang lebih baik. Dulu pada awalnya tidak pernah menjalankan perintah-perintahNya menjadi menjalankan semua apa yang di perintahkan-Nya. Atau juga bisa disebut yang awalnya darul kufur menjadi darul islamhttps://www.islampos.com/hijrah-perbaikan-diri-118406/
Nah, pertama kali ara mengenal hijrah itu akhir kelas 12 SMK. Dari yang membiasakan pake jilbab kapanpun, terus bertahap ninggalin celana. Sampe akhirnya, ditahap seneng pake gamis dan jilbab panjang. Yang ara terus perbaiki dan pelajari, adalah cara berpakaian wanita sesuai syariat islam. Belajarnya pun hanya baca baca akun akun islami di instagram.
Dan, masuk dunia bekerja. Pertama punya pengalaman kerja, itu di wilayah Jakarta Selatan. Ara fikir, pakaian kantoran, berjas mahal. Sampe ke kantor pake rok mini, itu hanya ada di sinetron. Tapi, ara kerja di tempat yang mayoritas wanita nya memakai rok mini. Dengan rambut yang harus tertata rapi, tak lupa high heels.

Ara tergiur untuk lepas jilbab, ingin sama memakai dress cantik. Tapi Alhamdulillah Allah kuatkan, Allah masih lindungi jilbab ara. Allah kasih ara teman teman yang juga berjilbab. Dan ini, kali pertama ara gagal mempertahankan rok dan gamis yang ara baru saja mulai.

Ya, ara di haruskan memakai celana. Di awal ara fikir gapapa, yang penting masih pake jilbab. Berjalan 3 bulan ara kerja, sampe akhrinya memutuskan untuk udahan aja. Selama nganggur, ara pake buat belajar belajar islam. Karena semenjak kerja, ara gapernah baca baca lagi mengenai islam. 

Ara hanya baca baca di akun instagram islami, tidak ada pembelajaran khusus. Dan semenjak setahun lulus sekolah, ara ngerasain jadi sosok 'Introvert' . Ara kehilangan teman-teman sekolah, yang perlahan di makan oleh kesibukan masing-masing. Dan perlahan sibuk dengan teman baru, yang pasti jauh lebih asik.

Sampai pada titik, ara menemukan laki-laki. Yang awalnya sama-sama mau belajar, awalnya hanya saling support untuk memperbaiki diri. Tapi, setan lah yang menang. Karena sejatinya, tidak akan berjalan baik sekalipun niat diawal itu baik. Jika dilakukan dengan kita yang berlawan jenis, dan hanya berdua.

Ara terlena dalam cinta yang belum halal, tapi ara menyadari mana yang boleh dan mana yang dilarang. Sampe ara dimusuhi teman, dibenci, di caci maki. Satu yang selalu ara fikirkan, "kenapa ga menemani, tapi gagalnya ara justru di judge buruk". Teman, melangkah sendirian itu ga mudah. Belajar sendirian itu gamudah. Bukan ara tak ingin belajar kesana kemari. Tapi diawal belajar, masih banyak yang ara takutkan. Apalagi, ketika baru memutuskan untuk mengambil langkah fokus pada agama. Ara ditakutkan dengan salah langkah dalam mengambil keputusan. Karena ara menyadari, masih minim sekali ilmu agama yang ara tau.

Teman-teman, ketika ara gagal. Sejatinya, ara ingin di rangkul, di nasehati dengan baik. Bukan untuk di musuhi, di caci maki, di judge buruk. Kalimat "Hijrah itu gampang, yang sulit itu istiqomah" itu benar. Memutuskan untuk hijrah, memperbaiki apa yang buruk di diri kita itu gampang. Tapi untuk istiqomah, tidak akan mampu jika ia berjalan sendirian. Karena jelas bahwasanya iman manusia itu naik turun.

Yang baru belajar jangan putus asa, karena sebab sendirian. Yang sudah di titik istiqomah, jangan merendahkan mereka yang baru belajar. Mari sama-sama merangkul, surga terlalu luas untuk di nikmati sendirian.

Buat kalian yang punya pengalaman hijrah, boleh berbagi cerita di kolom komentar :)
Mari berteman...

23 September 2019
15.07

Ara - My Journey

Komentar